Mengingat kembali perjalanan belajar kita di masa sekolah dulu dan masih terasa hingga saat ini terkait proses pendidikan. Bagaimana proses belajar yang dilakukan disekolah dan kita pun merasakan sendiri bagaimana pengaruhnya kediri kita sendiri, dimana proses belajar sifatnya satu arah dan lebih banyak bertumpu kepada guru sebagai pemberi materi kepada siswanya.
Disini anak diminta hanya
mendengarkan materi yang disampaikan guru. Anak merangkum pelajaran yang
diberikan atau diminta menghapal materi yang diberikan guru. Dalam hal ini
minim sekali terjadi interaksi siswa. Anak diminta menelan mentah-mentah semua
materi yang diberikan guru. Anak seolah-olah diperlakukan bagai robot atau
seemacam ember kosong yang siap menerima apapun pelajaran yang diberikan.
Seperti inilah wajah pendidikan kita. Jadi dalam proses pendidikan seperti ini
akankah lahir anak-anak yang mampu mencintai ilmu, memiliki kemandirian belajar
ataupun tumbuhnya keingintahuan yang besar didalam diri seorang anak?
Dalam pendidikan CM, pendidikan
mandiri yang dimaksud adalah anak sebagai pribadi yang utuh maksudnya anak
memiliki kemampuan melalui akal budinya untuk mencerna materi secara mandiri.
Pendidikan akan selalu dimulai dari dalam diri anak sendiri. Sebagai orangtua
kita senantiasa diminta memberikan hidangan yang kaya akan ide-ide hidup
bagi anak, nanti anak sendiri yang akan memilah ide mana yang menggugah anak.
Biarkan anak berelasi dengan ide-ide tersebut. Di metode CM anak diminta untuk
narasi didalam sesi akademisnya yang diawali dengan narasi lisan, dengan
harapan agar anak mampu mencerna sendiri ilmu yang sedang dipelajarinya.
Comments
Post a Comment